Kamis, 11 Juni 2015
Kritik Tafsir untuk sekte syiah ( Al -Ahzab : 33 )
Kiranya saya tidak perlu memanjangkan masalah ini. Karena pada ayat tersebut hampir tidak ada perbedaan yang signifikan di antara mufassir, yaitu turunnya ayat untuk para istri nabi SAW. Wallahu al-Musta’ân.
Jika ayat di atas turun untuk para istri nabi, begitupun ayat setelahnya, yaitu pada inti masalah kita kali ini ; innâmâ yurîdullâh…..(sampai akhir ayat).
Lalu apakah yang dimaksud al-rijsu dan ahl al-bait itu sendiri ?
Al-rijsu secara bahasa adalah kotoran, dosa, maksiat, keraguan, syirik, dan syaithan. Menurut al-Sadiyy adalah dosa, menurut al-Zujaj fasiq, menurut Ibnu Zaid Syaithan, dan menurut Hasan Syirik, serta bermacam persepsi lainnya yang tidak perlu disebutkan satu persatu.
Karena itu, Imam Ja’far al-Shadiq pun menafsirkan lafadz al-rijsu pada ayat diatas dengan makna ragu-ragu. Kita bisa melihat dalam salah satu riwayat dari beliau :
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ قال :, الرجس هو الشك
Pada ayat (Sesungguhnya allah menghilangkan dosa dari kalian), beliau (Ja’far al-Shadiq) berkata : yang dimaksud dengan al-rijsu adalah ragu-ragu.
Lebih jauh, Imam Syiah yang lain, al-Baqir pun memaknai al-rijsu dengan ragu-ragu. Sedang menurut Ibnu Abbas adalah perbuatan syaithan yang tidak diridlai Allah. Dalam tafsir al-Khâzin disebutkan riwayat Ibnu Abbas :
وقال ابن عباس : يعني عمل الشيطان وما ليس الله فيه رضا
Berkata Ibnu Abbas : (yang dimaksud al-rijsu) adalah perbuatan Syeithan dan yang tidak diridlai oleh Allah.
Sehingga tafsiran ayat tersebut secara keseluruhan adalah : hai para wanita, tinggallah di rumah-rumah kalian. Dan janganlah berdandan sebagaimana dandanan wanita-wanita jahiliyyah. Dan (saat berada di dalam rumah), dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan patuhilah Allah dan RasulNya. Sesungguhnya, (dengan keberadaan kalian di dalam rumah) akan menghilangkan dosa dan perbuatan maksiat-maksiat lainnya.
Lalu siapakah yang dimaksud ahl al-bait ? Nah, di sinilah korelasi ayat sangat diperlukan. Jika ayat sebelumnya membahas tentang para istri nabi yang disucikan karena mereka mematuhi Allah dan Rasul-Nya untuk selalu berada di dalam rumah, maka sebuah keniscayaan yang dimaksud ahl al-bait adalah para istri nabi.
Sebagai penguat, mari kita simak riwayat Sa’id bin Zubair yang termaktub dalam tafsir al-Khâzin :
الرجس الشك وقيل السوء { أهل البيت ويطهركم تطهيراً } هم نساء النبي صلى الله عليه وسلم لأنهن في بيته
Yang dimaksud al-rijsu adalah ragu-ragu. Menurut sebagian pendapat yaitu perbuatan jelek. Sedang pada ayat (ahl al-bait dan mensucikannya ) adalah para istri nabi. Hal itu disebabkan mereka selalu berada di dalam rumah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Guruku
Guru yang baik bukan hanya yang bersertifikasi. Guru yang baik bukan hanya mereka yang suka bermake up ria. Guru yang baik bukan h...
-
Pantomim Tema : Budaya Peduli Lingkungan Pengarang : 1. Muhammad Hidayat Kuspri...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar