Bonsai
merupakan salah satu teknik memperindah tanaman hias sehingga tidak
heran jika bonsai banyak disukai orang. Harga bonsai yang relatif mahal
adalah daya tarik bagi pengusaha untuk menciptakan dan berbisnis dalam
peronsaian. Umumnya tanaman yang bisa dipakai untuk bonsai adalah semua
jenis tanaman yang memiliki umur hidup yang lama dan umumnya bonsai
menggunakan tumbuhan berkayu tetapi ada juga tumbuhan lainnya.
Sebenarnya siapa saja bisa membuat bonsai asal mau menekunan dan ulet.
Kriteria Tanaman yang Bisa Dibonsai
Tanaman atau pohon yang akan dibuat menjadi bonsai disebut dengan
bakalan bonsai. Bakalan bonsai berupa tanaman yang diambil dari alam
atau dari hasil perbanyakan, baik biji, setek, cangkok, okulasi, maupun
enten. Dari mana pun asalnya, tanaman yang dimaksud harus memiliki
kriteria-kriteria khusus untuk dapat dijadikan tanaman hias bonsai. Jika
kriteria-kriteria tersebut terpenuhi, tentu tanaman tersebut dapat
dijadikan bonsai yang sempurna. Umumnya, tanaman yang akan dibonsai
harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
1) Tanaman
dikotil, atau tanaman berkeping dua umumnya berbentuk pohon yang keras
dan berekambium. Jenis tanaman inilah yang paling ideal dijadikan
bonsai. Tanaman jenis monokotil (seperti jenis kelapa, bambu, semak dan
perdu) bisa juga dikerdilkan, tetapi disebut denganbonsai sejati.
2) Berumur
panjang, pasalnya, bonsai merupakan seni yang terus tumbuh, sehingga
memerlukan tanaman yang bisa bertahan hidup puluhan, bahkan ratusan
tahun.
3) Tahan
hidup menderita, sebaiknya tahan hujan dan panas. Selain itu, juga
tahan terhadap kondisi wadah yang sempit dan terbatas. Sebagai bonsai,
tanaman harus biasa hidup terus meskipun jumlah makanan atau nutrisinya
sedikit dengan perkembangan akar dan batang yang seadanya.
4) Bentuknya
indah secara alami. Pohon yang akan dibonsai harus sudah memiliki daya
tarik atau keindahan, baik daun, batang, akar, bunga, maupun buahnya.
Keindahan tersebut akan semakin menonjol dan proporsional setelah
mendapatkan perlakuan sesuai dengan tata cara pembonsaian yang benar.
5) Tahan
mendapat perlakuan. Untuk mendapatkan bonsai yang sempurna, pohon atau
bakal bonsai perlu diperlakukan dengan teknik-teknik tertentu
(detraining), misalnya diiris, dipangkas, dan dililit dengan kawat guna
untuk mendapatkan bentuk yang sempurna. Contoh tanaman yang bisa dibuat
bonsai di antaranya, yaitu Azalea, Pinus, Asam, Ulmus, Jeruk, Beringin,
Bougenvill, Buxux, Sianto, dan lain sebagainya.
Pembuatan Bibit Tanaman Bonsai
Pembuatan
bibit untuk bonsai atau bakal bonsai dapat dimulai dari pemilihan
langsung jenis pohon yang memiliki cabang yang banyak yang nantinya
tinggal diberikan perlakuan tertentu, seperti dipotong, dan dikreasikan
agar dapat dibentuk menjadi tanaman bonsai. Disamping itu teknik
pembuatan bibit tanaman bonsai dapat diperoleh dari biji yang khusus
untuk disemaikan atau dari semai yang ada di alam bebas, setekan atau
cangkokan yang pembuatannya memerlukan sedikit keterampilan, okulasi,
dan bongkah-bongkah tanaman yang masih bertunas dan masih nampak
bertahan untuk hidup.
1) Semai Bakal Bonsai.
Perolehan bibit tanaman bonsai dengan cara penyemaian sendiri dirasa kurang efisien, karena akan memakan waktu cukup lama.
2) Setek, Cangkok dan Okulasi
Menyetek,
mencangkok dan membuat okulasi merupakan seni tersendiri. Pembuatan
bibit tanaman bonsai dengan cara menyetek dan mencangkok dapat
menghasilkan tanaman baru dalam jangka waktu yang relatif singkat (1-2
bulan). Sedangkan membuat okulasi bisa membutuhkan waktu lebih dari 1
tahun. Jenis stek yang dikenal yaitu : setek lunak atau setengah lunak,
setek keras, dan setek daun.
Untuk
mencangkok, dipilihlah dahan minimal sebesar pensil atau ibu jari, dan
kulitnya mudah dikelupas (tidak lengket). Teknik mencangkok 1) Kupas
kulit dahan selebar 3-5 cm, 2) Buang lendirnya dengan mengerok atau
melap dengan kain yang kering, 3) Biarkan 3-4 hari, 4) Kemudian tutup
lukanya dengan mos yang dibasahi atau campuran antara tanah dan remah
dengan kompos yang tua dengan perbandingan 1:1, 5) Balut mos atau tanah
dengan lembaran plastik, dan ikat baik-baik di bagian atas dan bawah, 6)
Dengan jarum lembaran plastik dilubangi agar sirkulasi udara dapat
berlangsung dengan baik.
Untuk
membikin okulasi dapat dilakukan pada jenis pohon misalnya buah-buahan
yang akan dijadikan bonsai. Bibit okulasi terdiri dari 2 (dua) bagian
yaitu: a) Batang bawah (onderstam), b) Batang atas (entrijs).
Langkah-langkah dalam perokulasian:
1) Batang pokok bersihkan 15 cm di atas tanah,
2)
Sayat kulit 10 cm dari atas tanah selebar 8 mm, dengan membikin keratan
di bagian atas dan kanan kiri menurun ± 4 cm panjang,
3) Tarik kulit ke bawah, sehingga menyerupai lidah, kemudian potong separuhnya,
4) Sayat mata dari dahan entrijs, dengan kayunya sedikit dari bawah ke
atas, panjang ± 4 cm di atas mata yang merata, sehingga pas betul
menempel pada keratan pohon pokok,
5) Angkat kayu perlahan-lahan tanpa merusak matanya,
6) Kulit yang bermata, masukkan antara kayu dan kulit lidah batang
pokok, yang telah dibuka, dan tempelkan kembali, usahakan matanya tidak
tertutup,
7) Balut dengan tali raffia yang erat.
Pemilihan Media Tanam Bonsai
Bonsai
ditanam di dalam pot yang tipis, oleh karena itu media tanamnya sangat
terbatas. Hal ini menyebabkan bonsai hanya memiliki persediaan nutrisi
tanaman yang terbatas dan sangat sensitif terhadap air siraman atau air
hujan. Media tanam yang baik harus mengandung nutrisi dan bahan mineral
yang cukup agar tanaman dapat hidup dan bertumbuh dengan baik.
Macam-macam bahan yang di pakai untuk campuran media tanam bonsai
meliputi.
1) Pasir, bahan
ini memiliki sifat porous sehingga mudah meneruskan air, mencegah air
menggenangi media untuk waktu yang lama, dan memudahkan udara masuk ke
dalam media tanam.
2) Tanah, tanah yang umum dipakai yaitu tanah gunung yang hitam atau cokelat tua dan tanah merah.
3) Humus, humus berasal dari dedaunan atau ranting pohon yang sudah
mengalami proses pelapukan alami untuk jangka waktu yang lama. Humus
mengandung banyak zat hara dan mikroorganisme yang bermanfaat bagi
tanaman.
4) Kompos, kompos banyak mengandung unsur hara dan biasanya di
tambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan baik sesuai genetis dan
potensi produksinya. pupuk kompos bisa di buat dalam bermacam-macam
bentuk meliputi cair, curah, tablet, pelet, dan briket.
5) Pupuk
kandang, pupuk kandang yang biasa di pakai dari kotoran kambing. pupuk
kandang yang boleh di pakai yaitu sudah matang, yang warnanya cokelat
tua atau hitam dan tidak bau. Media tanamnya memerlukan tanah atau humus
lebih banyak agar dapat mempertahankan air/kelembaban. Ada juga tanaman
yang memerlukan nutrisi lebih banyak dari tanaman yang lain. Untuk itu,
media tanamnya harus mengandung humus dan pupuk lebih banyak.
Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Bonsai
Penanaman
tanaman bonsai diawali dengan pemilihan tanaman dengan batang utama
yang cukup kuat kemudian memindahkan ke pot. Selanjutnya bentuk alur
tanaman sesuai dengan yang anda suka dengan memakai kawat. Periksa
ranting dan cabang yang tumbuh secara rutin untuk membentuk bonsai
sesuai dengan apa yang kita mau. Hal lain yang tak kalah penting adalah
pemilihan tanah, karena disanalah pembentukan batang, ranting dan dahan
ditentukan. Pilihlah tanah dengan kadar humus sedikit dan jagalah
kelembaban tanah tersebut namun jangan biarkan terlalu banyak air atau
sampai menyebabkan tanah menggumpal, karena dapat mengancam hidup
tanaman.
Disamping
itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam peneneman tanaman
bonsai seperti : 1) Pot dan isinya. Pot merupakan sarana dalam kreasi
bonsai yang tidak kalah penting dengan bonsai sendiri. Selain pot
berbentuk baki, semua pot bonsai diperlengkapi dengan satu atau lebih
lubang pembuangan air, yang ditutup dengan gas plastik atau yang lain.
Resep umum medium untuk tanaman yang berdaun lebar (Beringin,
getahperca, sawo, dan sebagainya) adalah: 50 % tanah liat sedang, 20 %
pasir dan 30 % kompos;
2) Mengisi pot. Mengisi pot untuk tanaman
bonsai merupakan duplikasi dari keadaan yang sebenarnya di alam
bebas. Lapisan paling atasnya atau topsil, tebalnya tidak lebih dari 35
cm bersifat cerul, penuh dengan humus, dan subur. Lapisan kedua masih
lunak, masih dapat menyalurkan air ke bawah menjadi air tanah. Lapisan
ketiga bisa berbentuk lapisan tanah yang banyak batu-batuan berukuran
beraneka ragam dan akhirnya lapisan paling bawah adalah lapisan induk
batu yang kedap air;
3) Pengamanan isi pot. Batu kerikil, pasir
dan tanah bisa mengandung serangga tanah yang membahayakan tanaman
bonsai, terutama cacing dan nematoda. Untuk itu diperlukannya untuk
memfilter isi pot agar terbebas dari Cacing tanah, serangga, jenis-jenis
penyakit, dan Biji-biji rerumputan dan sebaginya terdapat di dalam
tanah, agar tanaman tidak terganggu pertumbuhannya.;
4) Pemeliharaan setelah tanam. Setelah penanaman selesai, siram bakal
bonsai dan tanahnya dengan mempergunakan spayer yang halus. Air
penyiraman harus bersih dan tidak berlumpur dan nentral (tawar).
Hentikan penyiraman jika air sudah berkelebihan dan mengalir ke luar
melalui lubang air. Tempatkan kemudian bakal bonsai di tempat yang
teduh, tidak banyak angin dan bebas dari gangguan anak-anak atau hewan
kesayangan. Untuk mempercepat tumbuhnya kembali (recovering) bakal
bonsai dapat diusahakan dengan menutup seluruh tanaman dengan kantung
plastik transparan.
Penentuan Gaya Tanaman Bonsai
Penentuan
gaya bonsai yang diinginkan tentunya mengacu pada ukuran bonsai. Ukuran
bonsai diukur dari tepi atas pot sampai ke puncak mahkota. Berdasarkan
ukurannya, bonsai dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu, kecil
sekali ( mame bonsai ) tinggi s/d 15 cm, kecil ( small bonsai ) tinggi
15-30 cm, sedang ( medium bonsai) tinggi 30-60 cm, besar ( large bonsai)
tinggi 60-100 cm, besar sekali ( extra large ) tinggi 100-150 cm.
Pada
mulanya, bonsai hanya di buat menurut lima gaya yang terdiri dari gaya
tegak lurus (chokan), tegak berliku (tachiki), miring (shakan), setengah
menggantung (hang kengai), dan menggantung (kengai).
Seiring
dengan perkembangan zaman, kelima gaya dasar tersebut kemudian
berkembang menjadi gaya-gaya yang lain seperti
berikut.Berumpun (kabudachi). Dari satu batang tanaman di permukaan
tanah, pecah menjadi beberapa batang, bisa jadi 5,6,7 batang dan
seterusnya yang masing-masing mempunyai satu mahkota
lengkap. Kubah (hoki tsukuri).Batang tumbuh ke atas kemudian pecah
menjadi beberapa cabang yang ujung-ujung daunnya membentuk kubah dengan
perakaran yang kokoh ada di sekeliling batang. Akar terjalin (netsu
neagari). Terdiri dari beberapa batang dan masing-masing batang
tersambung oleh akar yang tampak di permukaan
tanah. Rakit (ikada). Batang aslinya yang rubuh akan menjadi bonggol
perakaran yang memanjang dan menghubungkan batang baru, yang terbentuk
dari cabang-cabang pohon lama. Tampil akar (neagari).Perakaran
ditampilkan menonjol keluar di atas permukaan media tanam dan
keindahannya menjadi pusat perhatian. Disamping itu ada gaya tumbuh di
batu. Tumbuh di dalam sela-sela batu/shizuke, atau tumbuh di atas
batu/sekijoju, dengan perakaran tampak menonjol, bahkan mencengkram
batu. Terpelintir (nejikan). Batang atau cabang terpelintir, gaya ini
terbagi dua, yaitu satu cabang atau batang terpelintir. Selain itu ada
yang dua batang atau dua akar yang saling memlintir satu sama
lain. Sastrawan (Bunjin).Batang tanaman tinggi , mempunyai liukan,
mahkota dan juga ranting-rantingnya hanya berdaun sedikit.
Merunduk
(shidare tsukuri). Pada gaya jenis ini mulai dari cabang dan ranting
semuanya merunduk ke bawah. Tertiup (fukinagashi). Pohon ini seakan
tertiup angin terus-menerus sehingga semua perantingan mengarah ke satu
sisi. Daun tidak rimbun, hanya tipis dan sedikit saja. Keringan
(sharimiki), cabang atau ranting yang sudah kering/mati total, yang
dapat berasal dari pohon itu sendiri atau merupakan buatan manusia
(ditempel).Berbatang banyak. Berbatang dua (sokan), berbatang tiga
(sankan), berbatang lima (gokan), dan seterusnya. dan berkelompok (yose
ue).Biasanya terdiri dari sekelompok pohon yang di tata dalam sebuah pot
tipis sehingga memberi kesan pemandangan yang luas seperti hutan atau
kebun
Tahap Pembentukan Bonsai
Membentuk
tanaman kerdil alias bonsai pada hakikatnya ialah membuat duplikat dari
bentuk-bentuk pohon-pohon di alam bebas yang tetap di bawah ukuran yang
normal. Adapun tahap dalam pembentukan bonsai yaitu:
1) Tahap
pertama, membentuk kerangka dasar. Bakal bonsai yang sudah siap untuk
diberi kerangka dasar adalah yang sudah benar-benar sehat kembali,
setelah mengalami pemindahan. Batang pokoknya praktis sudah tidak
tergoyahkan lagi dan sudah cukup mencapai ketinggian yang diperlukan
pada akhirnya untuk dibentuk. Sebelum membentuk kerangka dasar,
rencanakan terlebih dahulu masak-masak bentuk bonsai yang dikhayalkan,
dan bagaimana kira-kira bentuk bonsai pada akhirnya nanti.
2) Tahap
kedua merubah arah dan bentuk. Merubah bentuk dan arah tumbuhnya batang
pokok dan dahan-dahan merupakan suatu paksaan dan memakan waktu hingga
bentuk dan arah yang dikehendaki tercapai.Untuk keperluan tersebut
diperlukan sarana untuk memudahkan pelaksanaannya seperti kawat kuningan
dari beberapa ukuran diameternya, tali raffia, tang untuk memotong
kawat, gunting pemangkas, gunting biasa, pisau kecil yang tajam, tang
yang runcing ujungnya dan cellotape.
Penyempurnaan Bentuk Bonsai
Tidak semua jenis tanaman dapat dikerdilkan. Tanaman yang dapat
memenuhi persyaratan untuk dikerdilkan adalah tanaman yang mempunyai
daun berukuran kecil, misalnya Beringin, jeruk kingki (Triphasi
aurantium), jenis-jenis coniper (cemara, pinus ), delima (punika
granatum) dan sebagainya. Penyempurnaan bonsai kini letaknya untuk
menyusun ranting-ranting dengan daunnya yang cukup lebat, namun seimbang
dengan bentuk dan ukuran bonsai keseluruhannya. Pengendalian
pertumbuhan pada tanaman bonsai dilaksanakan melalui pemangkasan dan
pengetipan / pemetikan titik tumbuh. Pemangkasan dilakukan dengan cara
memotong dahan atau ranting yang sedekat mungkin dengan kuntum yang
nampak sehat tutup lukanya yang besar dengan paraffin. Setelah itu
dilanjutkan dengan melilit dahan-dahan yang memanjang menggunakan kawat
selama pertumbuhan baru, untuk membentuk penampilan bonsai selanjutnya,
hasil yang cukup mengesankan baru dapat dicapai setelah beberapa tahun.
Beberapa
teknik yang sering digunakan untuk memperbanyak bonsai adalah dengan
pemotongan bagian vegetatif dan layering. Kedua cara ini digemari para
pebisnis bonsai karena relatif cepat dan mudah. Anda bisa memotong
percabangan bonsai, kemudian menanamnya pada media tumbuhyang sesuai
untuk menghasilkan bonsai baru.
Ranting bonsai yang dipotong harus
cukup tebal dan kokoh agar bisa menjadi anakan baru yang cantik. Jika
ranting yang Anda potong berasal dari bonsai yang telah cukup tua, maka
anakannya pun akan memiliki kesan setua induknya, dan ini merupakan
nilai plus tersendiri bagi bonsai Anda. Memang pemunculan akar dari
ranting yang sudah tua lebih lama jika dibandingkan dengan ranting yang
masih muda. Namun, tidak ada salahnya mencoba bukan? Anakan hasil
potongan harus dibiarkan tumbuh sekitar 6 bulan terlebih dahulu, baru
Anda boleh mem-bonsainya.
Teknik
perbanyakan bonsai yang kedua adalah dengan layering. Teknik ini mirip
dengan cangkok, yaitu membiarkan ranting membentuk akar selama masih
menempel pada induknya. Prosedurnya pun dapat dilakukan dengan cara
cangkok biasa, yaitu mengupas kulit kayu pada bagian yang ingin
dijadikan anakan baru, menyelimutinya dengan media lalu dibungkus
plastik. Cangkokan terus disiram sampai tumbuh akar. Jika akar telah
tumbuh, Anda boleh memindahkan anakan tersebut ke media yang terpisah
dari induknya. Biasanya bagian yang dicangkok adalah cabang yang cukup
tebal agar anakan bonsai tumbuh seindah bonsai induknya dengan kokoh.
Anda juga dapat melakukan cangkok bonsai pada bagian akar atau tunas.
Teknik
lainnya yang cukup umum digunakan adalah menyambung beberapa jenis
bonsai untuk menghasilkan varian baru. Misalnya bonsai spesies A akan
disambungkan dengan spesies B. Ranting bonsai A dipotong, sementara
kulit kayu bonsai B dikupas pada bagian yang ingin disambungkan.
Tempelkan potongan bonsai A pada bagian bonsai B yang telah dikupas,
bungkus dengan plastik yang telah diberi semprotan hormone agar kedua
bagian cepat menyatu.
Kultur
bonsai juga bisa didapatkan dengan potongan daun. Namun, cara ini tidak
selalu berhasil pada semua spesies. Cari lah referansi lain yang bisa
dijadikan sebagai pendukung. Semoga artikel ini bermanfaat, dan anda
berhasil dalam membuidaya bonsai.